Tuesday, May 22, 2007

Taubat (bagian ke-1): Definisi, Urgensi, dan Buah-Buah Taubat

Abu Nu'man Mubarok


1. Definisi

- Menurut bahasa: Kembali
- Menurut istilah: Kembali mendekat pada Allah setelah menjauh dari-Nya.
Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,
meninggalkan perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang
kuat untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut dimasa yang akan datang.

2. Urgensi Taubat

- Banyak yang tidak tahu akan hakikat taubat, syarat, dan adab-adabnya.
Oleh karena itu banyak yang bertaubat hanya dengan lisan saja, sedangkan
hati mereka kosong. Para ulama mengatakan: Taubatnya para pembohong
adalah taubat dengan ujung lidah mereka, mereka mengatakan: “Saya mohon
ampun dan bertaubat pada Alloh”. Tapi mereka tidak berhenti melakukan
maksiat.

- Allah memerintahkan untuk bertaubat. Allah mengulang perintah
tersebut 87 kali. Allah juga memerintahkan Rasulullah untuk bertaubat.
Allah berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. 24:31).
Dalam ayat yang lain Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya”
(QS. 66: 8 ).
Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah
sesungguhnya saya bertaubat kepada Allah dalam sehari 100 kali”
(HR. Muslim).

- Siapa yang tidak bertaubat kepada Allah berarti dzalim terhadap dirinya.
Allah berfirman: “Barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim” (QS. 49:11).

- Taubat adalah ibadah yang paling utama. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. 2: 222).
Dalam sebuah hadist dikatakan: “Demi Allah, Allah lebih bergembira
dari pada seorang mu’min ………” dst.

3. Buah-Buah Taubat

- Taubat itu jalan menuju keberuntungan. Allah berfirman:
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. 24:31). Ibnul Qoyyim
berkata: “Janganlah mengharapkan keberuntungan kecuali
orang-orang yang bertaubat”.

- Malaikat berdo’a untuk orang-orang yang bertaubat. Allah berfirman:
“(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada
di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman
kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman
(seraya mengucapkan) : ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang
yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka
dari siksaan neraka yang bernyala-nyala’” (QS. 40:7).

- Mendapat kemudahan hidup dan rizki yang luas. Allah berfirman:
“dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan
memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada
waktu yang telah ditentukan” (QS. 11:3). Dan firman Allah: “Dan
(dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu
bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat
deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu,
dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa’” (QS. 11:52).

Dan Allah berfirman: “maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun
kepada Tuhanmu - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun - niscaya
Dia akan mengirimkan hujan kepada-mu dengan lebat, dan membanyakkan
harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’”

- Penghapus kesalahan dan pengampun dosa.
Dalam hadis qudsi, Rasulullah bersabda: “Wahai anak adam,
sesungguhnya engkau telah berdo’a pada-Ku dan mengharap
pada-Ku, Aku telah ampunkan dosa-dosamu dan Aku tak menghiraukan.
Wahai anak adam, andaikan dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau
meminta ampunan pada-Ku, Aku akan mengampunimu, dan Aku tidak
menghiraukan. Wahai anak Adam, andaikan kamu datang pada-Ku
dengan kesalahan sebesar Bumi, kemudian engkau tidak pernah
mensekutukan pada-Ku dengan suatu apapun, Aku akan datang
padamu dengan ampunan sebesar bumi pula.” Dan Rasulullah bersabda:
“Orang yang bertaubat dari kesalahan bagaikan orang yang tidak punya
dosa.” Dalam hadis yang lain: “Taubat itu menghapuskan dosa-dosa yang lalu.”

- Hati menjadi bersih dan bersinar.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min jika melakukan
perbuatan dosa, maka akan terjadi titik hitam di dalam kalbunya,
jika dia bertaubat dan minta ampun pada Allah, kembali cemerlang
hatinya, jika dosanya bertambah, bertambah pula titik hitam tersebut,
hingga menutupi hatinya. Itulah “ar-ron” yang disebut oleh Alloh dalam
firman-Nya: ‘Sekali-kali tidak (demikian) sebenarnya apa yang selalu
mereka usahakan itu menutupi hati mereka’” (HR. Tirmidzi).

- Dicintai Allah.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

(bersambung. .)

www.al-ikhwan. net

BERINVESTASI KEBAIKAN

Oleh Eko Jalu Santoso, Weblog: www.ekojalusantoso. com
<http://www.ekojalus antoso.com/>

Ada sebuah nasehat bijak dari almarhumah Ibu saya dan selalu tertanam dalam
hati saya sampai kini adalah, agar selalu "menanamkan kebaikan" dalam hidup
ini. Saya yakin, sebagian besar manusia sudah menerima nasehat bijak seperti
ini dari para orang tua atau ibu mereka. Inti dari nasehat itu adalah agar
kita menempatkan cita-cita paling penting dalam hidup adalah selalu
"menanamkan kebaikan."

Kalau kita menelaah dari nilai-nilai kehidupan keagamaan, nasehat ini sangat
relevan dengan apa yang secara tegas disampaikan oleh Allah Tuhan Yang Maha
Esa dalam kitab suci-Nya yang menyatakan, "Tidak ada yang dapat diunggulkan
bagi manusia, kecuali apa yang dia usahakan untuk kebaikan secara individu".
Kebaikan secara individu menjadi panjatan dalam menata diri untuk menjadi
pribadi yang berkualitas dalam meraih kehidupan yang penuh potensi dan
keagungan.

Kebaikan secara individu menjadi landasan penting dalam pembangun kualitas
pribadi kita. Apakah dalam keluarga, dalam organisasi, dalam pekerjaan
maupun dalam bisnis, hubungan antar manusia akan semakin meningkat dan
semakin mendalam, bila senantiasa dilandasi kebaikan individu dan kesedian
berbagi kebaikan dengan orang lain. Kebaikan dari masing-masing individu ini
dapat menjadikan kebaikan dalam masyarakat, sehingga terbangun kehidupan
yang damai dan bahagia.

Dimata seorang ibu, "menanamkan kebaikan" dalam hidup merupakan nasehat
paling penting. Menaburkan kebaikan hendaknya menjadi cita-cita terpenting
dalam hidup ini. Karena menaburkan kebaikan berarti menghidupkan sumber
energi positif dari dalam diri untuk orang lain dan alam semesta. Energi ini
akan kembali kepada kita dan memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan.

Menjadi apapun kita saat ini, apakah presiden, menteri, konglomerat,
direktur utama, manager atau pegawai biasa, memiliki pangkat apapun kita,
apakah jenderal, kolonel, kapten atau prajurit biasa, memiliki gelar apapun
diri kita, apakah profesor, doktor, master, sarjana atau lainnya, yang
terpenting adalah "menanamkan kebaikan" kepada orang lain. Semua pangkat,
gelar dan jabatan itu, tidak akan memberikan makna bagi kualitas pribadi
seseorang bahkan hanya akan berakhir dengan kesia-siaan kalau tidak
digunakannya untuk menanamkan kebaikan.

Banyak pintu-pintu kebaikan yang dapat dilakukan dan menjadi sumber energi
positif keberhasilan, seperti:

1. Kalau memiliki ilmu, gunakanlah untuk mencerdaskan orang lain
2. Kalau memiliki harta, gunakan untuk kebaikan banyak orang
3. Kalau memiliki kekuasaan, gunakanlah untuk mensejahterakan banyak
orang
4. Kalau memiliki tenaga, gunakan untuk membantu banyak orang
5. Kalau menjadi penegak hukum, berikanlah perlindungan dan keadilan
kepada banyak orang
6. Kalau menjadi pengusaha, jalankan usaha untuk memberiakn manfaat dan
kebaikan banyak orang
7. Dan lainnya

Intinya mulailah dengan hal-hal sederhana dan mudah dilakukan sesuai dengan
kemampuan diri kita. Mulailah dari lingkungan terdekat, seperti orang-orang
yang Anda temui setiap hari, lingkungan rumah sekitar Anda, lingkungan
kerja. Dan yang penting sekecil apapun kebaikan itu, mulailah sekarang ini
juga.

Semakin banyak menaburkan benih-benih kebaikan berarti semakin banyak
melepaskan energi positif dari dalam diri. Orang yang pertama merasakan
manfaat dari berbuat kebaikan adalah mereka yang melakukannya. Mereka akan
merasakan "buah"nya seketika itu dalam jiwa, akhlak, dan hati nuraninya.
Sehingga hatinya akan terjaga kejernihannya. Hidup akan terasa lebih mudah,
merasakan lapang dada, tenang, tenteram dan damai.

Mereka yang dapat menggunakan potensi dirinya untuk menaburkan benih-benih
kebaikan, maka akan memberikan kemudahan dalam hidup. Inilah prinsip
menjadikan setiap kehadiran kita adalah rahmat bagi orang lain dan alam
semesta atau "rahmatan lil alamin".

Salam Motivasi Nurani.

Eko Jalu Santoso adalah seorang professional dan praktisi dunia usaha,
Founder Motivasi Nurani Indonesia, Penulis Buku "The Art of Life
Revolution", Elex Media Komputindo.

sebuah renungan

Dan apa bila segala hal seperti menentang Anda, seperti menghalangi Anda, seperti memberatkan diri Anda, seperti membebani Anda, ingatlah bahwa Anda telah diberikan kekuatan yang sangat luar biasa oleh Allah, di mana saat ini semua tinggal terserah Anda mau memanfaatkannya atau tidak. Jika mau maka kekuatan yang Anda miliki insya Allah cukup.