Monday, February 5, 2007

Kekuatan yang Mengharukan

ada sebuah cerita, seorang kakek membawa cucunya berwisata, mereka
tersesat di sebuah hutan, kedua kakek dan cucu ini terpaksa makan
buah-buahan hutan saat lapar dan minum air sungai, istirahat dengan
bersandar pada pohon besar saat ngantuk. Setiap di saat seperti ini,
sang kakek pasti akan memberi hormat dengan membungkukkan badan pada
anak sungai dan pohon besar. Dan dengan penuh perasaan menghaturkan
“terimakasih!” . Sang Cucu memperhatikan kakeknya dan dengan perasaan
bingung bertanya : “kenapa sih kakek harus mengucapkan terimakasih
pada mereka?”. Dengan penuh kasih kakek berkata : “nak, mereka layak
kita syukuri, jika tidak ada mereka kita berdua sudah mati kelaparan
sejak dulu, mereka adalah sang Budiman yang menyelamatkan kita dari
petaka, kita bukan saja harus berterimakasih pada sungai dan pohon
besar ini, kita juga harus berterimakasih pada setiap burung yang
berkicau untuk kita, kepada setiap kuncup bunga yang menyemerbakkan
aroma untuk kita, dan kepada setiap berkas sinar mentari yang
menyayangi kita. Mereka semua pada membantu kita, dan kita pasti bisa
keluar dari hutan ini.”

Sebagaimana yang dikatakan kakek ini, akhirnya mereka berhasil
menemukan jalan, dan keluar dari hutan itu. Kedua kakek dan cucu ini
membalikka badan bersama dan dengan tulus mengucapkan “terimakasih”
pada hutan yang telah memberi pengalaman yang sulit dilupakan.

Usai membaca cerita ini tak tahan saya pun merenung, seandainya yang
tersesat itu adalah saya, bagaimana saya akan bersikap? apa saya harus
berkeluh kesah atau kasihan pada diri sendiri seperti dulu, tapi apa
yang telah saya dapatkan dari keluhan dan simpati diri itu? ketika
hasil matematika saya menurun, saya terus menggerutu guru tidak bisa
mengajarnya dengan baik, simpati pada diri sendri tidak sekolah di SMP
yang bonafid, ketika terjadi kesalah-pahaman dengan sahabat karib,
saya selalu mengeluhkan teman saya itu tidak tahu diri, simpati pada
diri sendiri mengapa menjadikan orang ini sebagai sahabat. Namun
akhirnya, hasil matematika saya semakin merosot, dan sahabat karib
meninggalkan saya. Jika dibandingkan, sikap kakek dalam cerita di atas
begitu arif dan bijaksana.

Perasaan syukur terhadap hal ihwal telah mengubahnya menjadi dorongan
untuk maju, setiap saat ia selalu merasa dirinya sangat beruntung,
adalah orang yang di perhatikan. Kekuatan rasa syukur sungguh luar
biasa! dan dalam lubuk hati saya yang paling dalam saya haturkan
sepatah “terimakasih” yang dalam terhadap penulis cerita di atas,
sebab cerita ini telah memberi inspirasi yang dalam bagi saya.

Pembaca yang budiman, marilah kita melangkah dengan penuh rasa syukur!
resapi rasa haru itu dalam-dalam, perasaan ini mungkin dari orang tua
(Ayah-ibu), teman, atau mungkin dari sekitar kita, dari tempat yang
jauh, atau bahkan mungkin dari orang yang tak kita kenal. Perasaan
haru adalah cahaya kehidupan yang hangat, embun manis yang membasahi
sanubari, adalah pelita dalam beranda kehidupan dan seruan kekuatan
yang menyadarkan kita dari tidur panjang, marilah kita hadapi
kegagalan itu dan memenanginya, menghadapi kebahagiaan serta tahu
menghargai.

Berani Bertindak

*"Segala sesuatu lebih berat di kepala daripada di pundak. Belajarlah
memperlebar jarak antara ketakutan dan diri Anda sendiri. Hanya dengan
begitu, Anda bisa menghadapi takut dengan berani. Dan dengan berani, Anda
bisa mengejar cita-cita yang lebih tinggi." *
*Ikhwan Sopa - Trainer*

*Tips #136:
Berani Bertindak*
Berdasarkan materi oleh: Brian Tracy

Fear, alias cemas, gugup, takut, was-was, grogi, nggak PD, sudah terlanjur
menjadi musuh nomor satu, dari yang namanya manusia.

Saat FD Roosevelt mengatakan *"the only thing we have to fear is fear
itself" *, ia sebenarnya sedang berkata tentang "emosi" dari fear dan bukan
"realitas" dari fear itu sendiri. Emosi itulah, yang menyebabkan kecemasan,
stress dan ketidakbahagiaan kita.

Untungnya, kebiasaan untuk berani juga bisa dipelajari, seperti berbagai
success skill lainnya. Untuk itu, Anda perlu bekerja secara sistematis dalam
rangka menggerus fear Anda. Dan pada saat yang sama, membangun keberanian
yang bisa membuat Anda mampu, menghadapi turun dan naiknya kehidupan.

Brian Tracy memberi segepok tips berikut ini untuk Anda.

Sebagai titik awal, apa yang perlu Anda lakukan adalah memahami berbagai
faktor, yang telah menjerumuskan Anda ke dalam ketakutan.

*INI PASTI: KETAKUTAN ANDA BERASAL DARI MASA LALU*

Ketakutan Anda bersumber dari masa kecil Anda. Bisa juga, ketakutan Anda
berasal dari sebuah trauma di masa-masa sesudahnya. Ketakutan yang Anda
rasakan sekarang, sumbernya bukan dari sekarang. Sumbernya adalah masa lalu.
Semua warisan gelap dari masa lalu itu, akan menciptakan dua jenis
ketakutan, yaitu:

1. Takut gagal; dan
2. Takut ditolak.

Ketakutan Anda akan kegagalan, menyisakan satu jenis pemikiran di kepala
Anda, yakni:

*"Aku nggak bisa, aku nggak bisa, aku nggak bisa."*

Ketakutan Anda akan penolakan oleh lingkungan, juga menyisakan satu hal yang
sama, yaitu:

*"Aku harus, aku harus, aku harus." *

Dengan dua "modal dasar" ketakutan itu, berjalanlah hidup Anda dengan segala
carut dan marutnya. Mulailah Anda dihantui oleh berbagai hal ini:

- Takut kehilangan uang;
- Takut kehilangan waktu;
- Takut kehilangan hubungan baik.

Itulah "modal disetor" Anda. Modal yang terus tumbuh dan berkembang, menjadi
berbagai "badwill" sebagai lawannya goodwill serta "disagio" Anda.

Anda akan mulai mengembangkan diri menjadi orang yang hipersensitif. Sensi
kata orang. Anda menjadi terlalu peka pada pendapat orang lain, dan Anda
menjadi terlalu peka pada kritik. Bahkan, Anda bisa berubah menjadi
ekstrimis, dengan tidak mengambil tindakan apapun, hanya karena takut orang
lain akan tidak menyetujuinya.

Ketakutan Anda mulai membuat Anda lumpuh. Kening Anda selalu berpeluh. Dan
apa yang keluar dari mulut Anda hanyalah keluh.

Ya, Anda menjadi lumpuh dan tertahan di sebuah titik, tanpa merasa mampu
melakukan berbagai tindakan konstruktif, untuk mengejar semua impian dan
harapan. Anda ragu, Anda terjebak status quo, Anda menunda dan terus
menunda. Anda terus mencari alasan demi alasan. Dan dijamin, Anda akan
selalu berhasil menemukannya. Anda akan mengalami "hyper-accelerated
amortization" terhadap semangat untuk terus maju.

Itu berbahaya, sebab Anda bisa berakhir dengan rasa frustrasi. Dengan tangan
dan kaki dirantai. Dengan mata buta. Dengan telinga tuli. Dengan pikiran
yang rusak. Dengan hati yang keropos.

Dan, dengan terpenjara oleh sebuah jebakan ganda yang paling mengerikan:

*"Aku harus, tapi aku nggak bisa."*
*"Aku nggak bisa, tapi aku harus."*

Anda sudah tak bernyawa sebelum tertusuk pedang.

*KETAKUTAN ANDA BERASAL DARI SIKAP MENGABAIKAN*

Jika Anda - apalagi sekarang - memiliki informasi yang sangat terbatas, Anda
akan cenderung tegang dan merasa tidak nyaman. Tegang dan tidak nyaman,
tentang apapun proyeksi hasil dari tindakan Anda.

Ingatlah kembali bagaimana diri Anda. Untuk bidang atau lapangan yang Anda
tahu persis seluk-beluknya, parahkan rasa ketakutan Anda? Tidak lah yau...

Era sekarang ini disebut orang dengan era informasi. Sebuah era di mana
segala informasi, dikomunikasikan kepada Anda dengan terus-menerus dan tanpa
henti, seperti air bah atau tsunami. Jika Anda tidak pandai menyikapinya
dengan filtrasi, maka Anda akan terlindas dan tergilas. Tertimbun dan
tersuruk jauh di bawah, diguyur milyaran informasi yang terus menumpuk makin
meninggi.

Ada contoh yang paling nyata untuk Anda, tentang risiko dari minimnya
informasi.

Anda, adalah saksi dari salah satu peristiwa paling memilukan dalam sejarah
umat manusia. Ingatkah Anda bahwa korban terbesar di bibir pantai saat
tsunami Aceh 2004, adalah mereka yang kurang informasi?

Saat tembok air yang pertama menerjang, mereka melihat dengan jelas sebuah
pemandangan yang menakutkan. Dengan segala upaya mereka mencoba
menyelamatkan diri. Saat air laut jauh menyurut, mereka mengira bahwa
bencana telah berhenti. Mereka salah. Saat gelombang kedua dari tsunami itu
kembali, mereka menjadi contoh tragis dari situasi yang kurang informasi.

Sikap mengabaikan informasi, akan membangun rasa takut akan perubahan. Semua
yang berubah adalah bukan kawan, semua perubahan harus dilawan. Anda takut
pada apapun yang tidak Anda ketahui. Anda tak mau melakukan apapun yang
kategorinya "baru" dan "berbeda".

Untuk membantu Anda, artikel berikut ini - tentang bagaimana orang menjalani
perubahan, perlu Anda baca:

Resistance to Change<http://www.indodige st.com/indonesia -special- article-54. html>

*KETAKUTAN ANDA BERASAL DARI KONDISI FISIK ANDA*

Anda pasti ingat, betapa tidak nyamannya naik pesawat terbang dalam kondisi
tidak fit. Hidung pilek, kepala pening, plus pendingin kabin yang seperti
freezer di rumah Anda sendiri. Dalam kondisi itu, perasaan Anda akan rusak,
bercampur baur dengan segala macam ketakutan dan kecemasan. Saat roda
pesawat kembali menyentuh landasan, Anda bisa merasakan betapa hangatnya
darah Anda mengalir kembali.

Jika kondisi fisik Anda sedang bagus, penerbangan Anda bisa jadi akan terasa
mulus. Saat kondisi fisik Anda kurang fit, Anda lebih terekspos mendekati
berbagai rasa takut.

Berikutnya, setelah Anda memahami berbagai faktor yang menjadi sebab
ketakutan Anda, silahkan Anda duduk dan mulailah secara obyektif
mengidentifikasi, memberi definisi, dan melakukan analisis tentang semua
itu.

*BERANI BUKAN BERARTI TANPA RASA TAKUT*

Mulailah dengan menjawab ini:

*"Apa yang saya takutkan?"*

Jawablah dengan mengumpulkan segala bentuk "kegagalan" dan "penolakan" yang
telah meracuni Anda.

Setiap orang dengan intelektual yang cukup, pasti punya ketakutan akan
sesuatu. Apapun itu, entah kondisi fisik, kondisi emosional, atau kondisi
finansial, adalah normal adanya. Orang yang berani bukanlah orang yang tanpa
rasa takut.

Persoalannya, bukanlah tentang apakah Anda takut atau Anda tidak takut.
Percayalah, kita semua punya rasa takut. Dan pertanyaan yang benar adalah,
"bagaimanakah Anda berurusan dengan ketakutan itu?"

*BERANI ADALAH TERUS MAJU DI DALAM KETAKUTAN*

Secara sederhana, orang yang berani adalah mereka yang terus maju di tengah
kegalauan berbagai perasaan. Jika Anda menghadapi ketakutan Anda dengan
berani, maka ketakutan Anda akan mengkerut dan lalu surut. Berikutnya, apa
yang akan tumbuh di dalam diri Anda, adalah rasa percaya diri yang lebih
baik.

Jika Anda mencoba melarikan diri dari berbagai ketakutan, ia akan terus
tumbuh, dan menunggu waktu untuk mengambil alih kontrol atas apapun aspek
hidup Anda.

*BERANI ADALAH MENERIMA RASA TAKUT ANDA*

Mungkin, Anda harus mulai mempertimbangkan hal ini; ketakutan Anda telah
menciptakan energi yang sangat besar untuk selalu melakukan pembenaran dan
menutup-nutupi berbagai kesalahan.

Cara terbaik untuk menghindari penolakan, adalah dengan tidak menolak diri
sendiri. Maka, mulailah Anda jujur pada diri sendiri, dan mulailah Anda
menerima diri.

Waspadai diri Anda, jika Anda sudah terbiasa dengan hal-hal berikut ini:

- Berpenampilan jaim;
- Bersikap ABS;
- Bersudut pandang sebagai korban;
- Bergaya obsesif.

Kaitkan berbagai ketakutan Anda, dengan pengaruhnya pada cara berpikir dan
perilaku Anda. Lalu, urutkanlah semuanya berdasarkan tingkat kepentingan
Anda.

Mana sih bentuk ketakutan yang paling mempengaruhi cara berpikir Anda?
Mana ketakutan yang paling membuat Anda tidak mampu bertindak?
Mana yang nomor dua?
Mana yang nomor tiga?

*BERANI ADALAH MENJAWAB RASA TAKUT ANDA*

Jawablah pertanyaan-pertanya an berikut ini:

1. Bagaimanakah ketakutan telah menahan Anda dari mengejar cita-cita?
2. Bagaimanakah ketakutan itu bisa membantu Anda?
3. Bagaimanakah di masa lalu ketakutan itu menyelamatkan Anda?
4. Apa untungnya buat Anda, jika ketakutan itu bisa Anda kuasai?

*BERANI ADALAH MENJAWAB RASA TAKUT DENGAN BENAR*

Ya. Jawaban Anda harus benar. Sebab jika tidak, maka ketakutan itu akan
tetap ada, dan bersembunyi menanti saat yang tepat untuk melakukan kudeta.

Jika jawaban Anda benar, maka ia telah menjadi hewan peliharaan yang manis,
lucu, dan menjadi kesayangan. Ia selalu ada, selalu terlihat, dan hanya
bersembunyi jika ingin bermain-main. Selebihnya, Andalah yang memegang tali
kekangnya.

Jawaban yang salah adalah bencana berikutnya.

Kita ambil contoh tentang uang. Jika Anda begitu takut tentang kehilangan
uang, pastilah itu berasal dari masa lalu Anda. Masa lalu Anda, yang telah
menjadi ketakutan di masa sekarang. Kesalahan dalam memahaminya, hanya akan
membuat Anda tetap takut kehilangan uang; seberapapun besarnya Anda punya
uang.

Jika ketakutan Anda adalah tentang uang, maka Anda selalu khawatir untuk
mengambil risiko dalam hal uang. Anda akan mengkhawatirkan tentang jumlah
tabungan. Anda takut PHK. Anda takut dicuri. Anda takut dirampok. Anda takut
ditipu. Anda takut diporotin.

Tidak ada yang salah dengan semua itu. Namun, ia akan menjadi salah, jika
Anda mulai terlalu memilih rasa aman ketimbang peluang. Dan jika Anda merasa
aman, pertanyaannya adalah, "benarkah Anda merasa aman, dengan cita-cita
yang tidak kesampaian?"

Bagaimanakah "takut kehilangan uang" bisa membantu Anda?

Untuk terhindar dari kemiskinan, Anda cenderung bekerja lebih keras. Begitu
banyak informasi tentang investasi, akan Anda telan. Berbagai teknik dan
cara "bercocok tanam uang" akan Anda pelajari. Ketakutan Anda akan
kehilangan uang, dapat membuat Anda mencapai status kebebasan finansial.

*Waspadai hal ini:*

Kebebasan finansial, bukanlah tujuan akhir Anda. Bill Gates yang paling
banyak uangpun, tidak menginginkannya. Anda boleh percaya ini: Apa yang Anda
inginkan sesungguhnya, adalah bahwa dengan kondisi keuangan tertentu, Anda
ingin bisa mengambil berbagai risiko yang lebih besar. Itu sebabnya, Bill
Gates sekarang malah membagi-bagikan uangnya.

Jika Anda memang benar-benar ingin mutlak mencapai kebebasan finansial,
pastilah Anda berhenti berbelanja.

Apa yang sering Anda sebut dengan "kebebasan finansial", hanya sementara
sifatnya. Sebab, itu bukan sifat Anda sebagai manusia. Apa yang benar,
adalah keseimbangan finansial. Proporsinya, ya terserah Anda.

Dalam hal ini, Anda tidak sepatutnya mencontoh orang yang kurang sehat.
Paris Hilton misalnya.

Dengan "kebebasan finansial" yang sementara itu, Anda akan lebih agresif
mengejar target finansial Anda berikutnya. Anda akan dapat memulai bisnis
baru. Dan kini, situasinya sama sekali berbeda. Anda tidak lagi tertekan
karena mengeluarkan uang dalam jumlah yang lebih besar. Anda tidak terlalu
khawatir lagi soal harga.

Maka perhatikanlah, dengan agresifitas itu, Anda kini telah berubah menjadi
seorang pejuang. Pejuang finansial.

Bisakah Anda menarik pelajarannya? Anda bisa menjadi pejuang untuk apapun
yang bisa terpikirkan. Anda bisa menjadi pejuang finansial. Anda bisa
menjadi pejuang sosial. Anda bisa menjadi pejuang kerakyatan. Anda bisa
menjadi pejuang moralitas. Anda bisa menjadi pejuang kemanusiaan. Anda bisa
menjadi pejuang kemerdekaan. Anda bisa menjadi pejuang kehormatan. Anda bisa
menjadi pejuang kemuliaan. Atau paling tidak, Anda bisa menjadi pejuang
menghadapi kegagalan!

Apa yang terpenting untuk menghadapi berbagai ketakutan, adalah menerima dan
memahami berbagai ketakutan yang ada di dalam diri Anda sendiri.

*BERANI ADALAH HASIL DARI LATIHAN BERANI*

Mulailah melangkah dengan keyakinan. Cobalah sesuatu yang baru atau berbeda.
Keluarlah dari zona aman, tanpa jaminan kesuksesan. Mulailah dari yang
kecil, mulailah dengan yang sederhana.

Masa depan ada di tangan setiap pejuang. Dan mereka, bukanlah orang yang
sekedar mencari aman. Masukkanlah diri Anda ke dalam barisannya. Sebab
semakin Anda cari, apa yang Anda sebut keamanan akan semakin menjauhi.
Semakin doyan Anda dengan peluang, maka keamanan Anda akan datang. Ingatlah
apa kata Jennie S. Bev, jadilah warrior, bukan worrier.

Tentunya, persiapkanlah perjuangan Anda dengan matang. Sebab, Anda ingin
jadi pejuang bukan martir.

Tetapkanlah sasaran dan tujuan, kemudian kumpulkanlah informasi. Bacalah
situasi. Risetlah segala kondisi. Buatlah rencana tindakan dengan rinci,
lalu ambillah langkah pertama Anda. Percayalah, Anda bisa.

Keberanian Anda yang berikutnya, adalah keberanian untuk bertahan, untuk
persisten, dan untuk tetap di situ setelah Anda memulainya. Sekali lagi,
bekalnya hanya ini:

- Sabar jika belum sukses;
- Syukur jika sudah sukses.

Teruslah demikian, di sepanjang pendakian Anda. Itulah diri Anda yang
pejuang.

Saat berbagai ketakutan mulai mendera Anda lagi. Alihkan mata, pikiran, dan
hati, hanya ke target Anda. Belajarlah berimajinasi.

Di tengah jalan, Anda harus mulai belajar tentang bagaimana menghentikan
rasa khawatir. Ketahuilah, rasa itu muncul karena sebuah fenomena yang
disebut dengan "negative goal setting". Setelah Anda menentukan cita-cita
dan target Anda, Anda malah sibuk memikirkan berbagai hal, yang Anda tidak
ingin itu terjadi. Apapun yang Anda khawatirkan, belum tentu terjadi. Akan
tetapi, "negative goal setting" akan merusak kesehatan dan emosi Anda, sama
parahnya seperti itu telah terjadi.

Kepala Anda cukup sulit untuk diisi dengan dua hal sekaligus. Jika Anda
sibuk memikirkan apa yang positif, maka kepala Anda tak akan sempat terisi
oleh yang negatif. Dengan bertahan di sisi positif, tanpa Anda sadari, apa
yang Anda khawatirkan telah selesai sendiri.

Segala sesuatu lebih berat di kepala daripada di pundak. Belajarlah
memperlebar jarak antara ketakutan dan diri Anda sendiri. Hanya dengan
begitu, Anda bisa menghadapi takut dengan berani. Dan dengan berani, Anda
bisa mengejar cita-cita yang lebih tinggi.

*KESIMPULAN*

Sepertinya akan menjadi terlalu berani, jika kita simpulkan semua ini
sekarang juga. Mendingan, mari kita jalani saja.

*Ikhwan Sopa*
Trainer E.D.A.N.
021-70096855
http://milis- bicara.blogspot. com

Bertahanlah saat krisis

Setiap orang selalu mengalami krisis, masalah berdatangan bertubi-tubi
seolah akan menghancur diri kita seperti gelombang tsunami yang
menerjang bangunan di pinggir pantai. Mungkin kita akan runtuh, mungkin
bisnis kita bangkrut, mungkin karir kita gagal, mungkin kita kehilangan
banyak uang. Yang perlu kita lakukan ialah bertahan. Jangan pernah
berhenti karena berhenti adalah cara pasti untuk gagal.

Lalu harus bagaimana? Kita dapat terinspirasi dan termotivasi untuk
mencari peluang baru, mengoreksi langkah-langkah kita, dan bangkit dari
krisis. Kita yang membuat pilihan, bukan orang lain, bukan keadaan,
bukan juga lingkungan. Semua terserah kita apakah kita hanya diam
menyesali kehancuran kita atau bangkit kembali.

Beautiful Mind, Beautiful Life

Here's the great of life - You can have more than you've got because you can become more than you are.

You see, what you become is far more important than what you get. The important question to ask on the job is not, "What am I getting?" Instead, you should ask, "What am I becoming?" What you become directly influences what you get. Think of it this way: Most of what you have today you have attracted by becoming the person you are today.

To have beatiful life you must have beatiful mind. You must grow your own personal quality if life. Once in a while income takes a lucky jump, but unless you grow out to where it is, it will go back to where you are. Somebody once said if you took all the money in the world and divided it among everyone equally, it would soon be back in the same pockets. However, you can have more because you can become more. You see, here is how the other side of the coin reads - unless you change how you are, you will always have what you've got. The marketing plan won't do it. It's a good plan but it won't work without you. You've got to work it. It is the human effort that counts. The major thing that makes the difference is what YOU do.

In order to have more, you need to become more. The guy says "If only I have a better job, not like what I do now" If that is your philosophy you are destined to stay there. Some people say if I had a lot of money I would be really generous, but I don't have much so I'm not generous. See, you've got to change that philosophy or you will never have "the lots of money". Unless YOU change, IT won't change. Amazingly, however, when we throw out our blame list and start becoming more ourselves - the difference is everything else will begin to change around us.

So what would you do? Challenge yourself to make a continue and never ending improvement achievement in your life. You can make incantation to your self, say this words with deep emotion, jump up, hands up and move your body, “Day by day, in any way, I will become better and better.

Unless You Change How You Are, You'll Always Have What You've Got.
To Have More Than You've Got, Become More Than You Are.
Make Up Your Mind, Life Is Beautiful.

To Your Success,
Roike Tambengi
tambengi@yahoo. com
Success Moslem Inspirator

POWER OPTIMIS

Optimis adalah wujud keyakinan hamba kepada RobbNya, sebagai hamba
Allah kita tidak boleh merasa rendah diri karena kita punya Allah
yang Maha Kuasa atas segala sesuatu lagi Maha Pemberi. Kita
diperintah oleh Allah untuk bekerja di rel kita masing-masing secara
optimal untuk mencapai keridloan Allah melalui sunnatullah yang baik.
Semata-mata untuk bekal kita menghadap Sang Khalik Sang Kekasih abadi
di negeri akherat kelak.

Allah itu sesuai dengan persangkaan hambaNya. Jika seseorang sudah
tidak percaya pada dirinya sendiri, merasa tidak mampu, selalu ragu-
ragu, maka kemungkinan besar itulah yang akan terjadi. Akan tetapi
jika kita yakin kita bisa dan mau mencoba dengan usaha yang optimal
maka insya Allah dengan pertolongan Allah kita akan bisa mencapai
hasil yang terbaik, bahkan kadang-kadang terasa tidak masuk akal
sebelumnya. Ketika alam pikir kita mengatakan kita tidak mampu maka
seluruh organ-organ tubuh kita juga akan merespon sama.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. "(QS.Al
Hujuraat:15)

Dasar dari sikap optimis umat Islam berakar dari keimanan yang ada di
dalam dada. Selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekah,
beliau memfokuskan dakwahnya kepada keimanan atau tauhid. Baru
kemudian di Madinah mulai menyentuh syariat-syariat dalam Islam.
Mengapa iman begitu penting? Karena imanlah yang mengarahkan segala
perilaku manusia. Ia adalah penuntun menuju keikhlasan dan sikap
ihsan. Manusia yang beriman akan berbeda dengan orang yang tidak
beriman. Orang yang beriman, tidak akan ragu untuk berjihad,
melakukan kebaikan meskipun tidak dilihat orang karena dia yakin
Allah melihatnya dan akan memberikan balasan kepadanya. Ia yakin
bahwa Allah sedang menguji kesabarannya untuk menjadikannya lebih
kuat. Kalau kata Teh Ninih dan Aa Gym sich seperti halnya imunisasi,
awalnya sakit tapi insya Allah akan menyebabkan kita jadi lebih kuat.
Anggaplah segala bentuk ujian dalam bentuk psikis yang kurang baik
maupun berbagai masalah dan rintangan sebagai kesempatan dan sarana
meningkatkan kualitas diri bukan sebagai beban.

Semua keberhasilan berasal dari keyakinan bahwa kita bisa
melakukannya. Untuk selanjutnya perlu disusun planning yang matang
dan usaha yang maksimal dalam proses yang dilakukan untuk mencapai
target atau tujuan yang diinginkan. Sebagai contoh, dahulu karena
Rasulullah dan para sahabat yakin bisa merubah peradaban dengan
peradaban Islam, meskipun dengan berbagai kekurangan pada awalnya
baik harta, pengikut, maupun sarana yang lain, tetapi dengan
keyakinan yang kuat dan usaha yang optimal, juga doa yang senantiasa
terpanjat, Islam bisa memegang peradaban. Dari sebuah artikel Pak
Rahmat yang saya baca, karena Roger Bannister yakin bisa lari lebih
cepat dari 4 menit per mil, maka dia mampu lari 3:59 menit per mil.
Yakinlah, bahwa setiap keyakinan akan menghasilkan sesuatu, bisa
100%, bisa lebih, dan juga bisa kurang, tetapi selalu ada hasilnya.

Hasil yang kita peroleh dengan usaha dan doa yang maksimal harus kita
yakini bahwa itulah hasil yang pasti paling baik untuk kapasitas kita
saat itu. Tinggal selanjutnya mencari hikmah dibalik kekurangan yang
ada sehingga untuk kesempatan lain bisa berhasil dengan lebih baik
dengan memperbaiki kekurangan yang ada. Pada hakekatnya pada setiap
masalah yang kita hadapi, Allah menuntun kita untuk mendaki tangga
menuju tempat yang lebih tinggi yaitu derajat orang benar dan orang
yang bertakwa sebenar-benar takwa.

"Apakah manusia itu mengira akan dibiarkan saja mengatakan "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami
telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya
Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al Ankabut:2-3)

W A K T U .....

Tak seorang pun tahu kapan "WAKTU" mulai bergerak
Dan entah kapan sang "WAKTU" berhemti berjalan
Yang pasti sampai detik ini "DIA" terus bergerak dan terus bergulir
Entah Anda menghargai "WAKTU" dengan memanfaatkan sebaik-baiknya
Atau selalu menyia-nyiakan "WAKTU" dengan aktivitas yang tidak bermanfaat
"DIA" tetap diam dan terus berjalan tanpa memihak kepada siapa pun
Tanpa membantu siapa pun
Tetapi "DIA" bernilai untuk siapa pun
"DIA" tidak pernah kalah dan tidak akan usang
"DIA" selalu baru, selalu segar dan tegar
Hanya kitalah sebagai manusia
Lambat atau cepat pasti akan termakan oleh proses sang "WAKTU"
"WAKTU" untuk kehidupan seorang anak manusia
Tidak lama dan sangat terbatas
Maka sepantasnya harus kita isi kehidupan ini
Dengan "PRODUKTIVITAS" yang sangat bermanfaat
Baik bagi diri pribadi dan bagi manusia-manusia lainnya
Kesadaran akan "NILAI WAKTU" harus selalu diingatkan
Dipelihara dengan rasa syukur yang besar terhadap "SANG PENCIPTA"
Dengan demikian kita akan menghargai nilai keberadaan "SANG WAKTU"
Dan nilai-nilai diri kita sebagai manusia sehingga kita akan
Selalu berusaha untuk dapat menikmati "PROSES WAKTU" itu
Dengan kualitas kehidupan yang makin lama makin indah
Nikmat, bahagia dan sangat berarti
Nikmati "WAKTU"mu yang masih ada...!!!
Hargai "WAKTU"mu yang masih tersisa...!! !
Salam Sukses Luar Biasa...!!!

AKSES www.rumahzakat. org

sebuah renungan

Dan apa bila segala hal seperti menentang Anda, seperti menghalangi Anda, seperti memberatkan diri Anda, seperti membebani Anda, ingatlah bahwa Anda telah diberikan kekuatan yang sangat luar biasa oleh Allah, di mana saat ini semua tinggal terserah Anda mau memanfaatkannya atau tidak. Jika mau maka kekuatan yang Anda miliki insya Allah cukup.