Monday, February 5, 2007

Kekuatan yang Mengharukan

ada sebuah cerita, seorang kakek membawa cucunya berwisata, mereka
tersesat di sebuah hutan, kedua kakek dan cucu ini terpaksa makan
buah-buahan hutan saat lapar dan minum air sungai, istirahat dengan
bersandar pada pohon besar saat ngantuk. Setiap di saat seperti ini,
sang kakek pasti akan memberi hormat dengan membungkukkan badan pada
anak sungai dan pohon besar. Dan dengan penuh perasaan menghaturkan
“terimakasih!” . Sang Cucu memperhatikan kakeknya dan dengan perasaan
bingung bertanya : “kenapa sih kakek harus mengucapkan terimakasih
pada mereka?”. Dengan penuh kasih kakek berkata : “nak, mereka layak
kita syukuri, jika tidak ada mereka kita berdua sudah mati kelaparan
sejak dulu, mereka adalah sang Budiman yang menyelamatkan kita dari
petaka, kita bukan saja harus berterimakasih pada sungai dan pohon
besar ini, kita juga harus berterimakasih pada setiap burung yang
berkicau untuk kita, kepada setiap kuncup bunga yang menyemerbakkan
aroma untuk kita, dan kepada setiap berkas sinar mentari yang
menyayangi kita. Mereka semua pada membantu kita, dan kita pasti bisa
keluar dari hutan ini.”

Sebagaimana yang dikatakan kakek ini, akhirnya mereka berhasil
menemukan jalan, dan keluar dari hutan itu. Kedua kakek dan cucu ini
membalikka badan bersama dan dengan tulus mengucapkan “terimakasih”
pada hutan yang telah memberi pengalaman yang sulit dilupakan.

Usai membaca cerita ini tak tahan saya pun merenung, seandainya yang
tersesat itu adalah saya, bagaimana saya akan bersikap? apa saya harus
berkeluh kesah atau kasihan pada diri sendiri seperti dulu, tapi apa
yang telah saya dapatkan dari keluhan dan simpati diri itu? ketika
hasil matematika saya menurun, saya terus menggerutu guru tidak bisa
mengajarnya dengan baik, simpati pada diri sendri tidak sekolah di SMP
yang bonafid, ketika terjadi kesalah-pahaman dengan sahabat karib,
saya selalu mengeluhkan teman saya itu tidak tahu diri, simpati pada
diri sendiri mengapa menjadikan orang ini sebagai sahabat. Namun
akhirnya, hasil matematika saya semakin merosot, dan sahabat karib
meninggalkan saya. Jika dibandingkan, sikap kakek dalam cerita di atas
begitu arif dan bijaksana.

Perasaan syukur terhadap hal ihwal telah mengubahnya menjadi dorongan
untuk maju, setiap saat ia selalu merasa dirinya sangat beruntung,
adalah orang yang di perhatikan. Kekuatan rasa syukur sungguh luar
biasa! dan dalam lubuk hati saya yang paling dalam saya haturkan
sepatah “terimakasih” yang dalam terhadap penulis cerita di atas,
sebab cerita ini telah memberi inspirasi yang dalam bagi saya.

Pembaca yang budiman, marilah kita melangkah dengan penuh rasa syukur!
resapi rasa haru itu dalam-dalam, perasaan ini mungkin dari orang tua
(Ayah-ibu), teman, atau mungkin dari sekitar kita, dari tempat yang
jauh, atau bahkan mungkin dari orang yang tak kita kenal. Perasaan
haru adalah cahaya kehidupan yang hangat, embun manis yang membasahi
sanubari, adalah pelita dalam beranda kehidupan dan seruan kekuatan
yang menyadarkan kita dari tidur panjang, marilah kita hadapi
kegagalan itu dan memenanginya, menghadapi kebahagiaan serta tahu
menghargai.

No comments:

sebuah renungan

Dan apa bila segala hal seperti menentang Anda, seperti menghalangi Anda, seperti memberatkan diri Anda, seperti membebani Anda, ingatlah bahwa Anda telah diberikan kekuatan yang sangat luar biasa oleh Allah, di mana saat ini semua tinggal terserah Anda mau memanfaatkannya atau tidak. Jika mau maka kekuatan yang Anda miliki insya Allah cukup.