Monday, February 5, 2007

POWER OPTIMIS

Optimis adalah wujud keyakinan hamba kepada RobbNya, sebagai hamba
Allah kita tidak boleh merasa rendah diri karena kita punya Allah
yang Maha Kuasa atas segala sesuatu lagi Maha Pemberi. Kita
diperintah oleh Allah untuk bekerja di rel kita masing-masing secara
optimal untuk mencapai keridloan Allah melalui sunnatullah yang baik.
Semata-mata untuk bekal kita menghadap Sang Khalik Sang Kekasih abadi
di negeri akherat kelak.

Allah itu sesuai dengan persangkaan hambaNya. Jika seseorang sudah
tidak percaya pada dirinya sendiri, merasa tidak mampu, selalu ragu-
ragu, maka kemungkinan besar itulah yang akan terjadi. Akan tetapi
jika kita yakin kita bisa dan mau mencoba dengan usaha yang optimal
maka insya Allah dengan pertolongan Allah kita akan bisa mencapai
hasil yang terbaik, bahkan kadang-kadang terasa tidak masuk akal
sebelumnya. Ketika alam pikir kita mengatakan kita tidak mampu maka
seluruh organ-organ tubuh kita juga akan merespon sama.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. "(QS.Al
Hujuraat:15)

Dasar dari sikap optimis umat Islam berakar dari keimanan yang ada di
dalam dada. Selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekah,
beliau memfokuskan dakwahnya kepada keimanan atau tauhid. Baru
kemudian di Madinah mulai menyentuh syariat-syariat dalam Islam.
Mengapa iman begitu penting? Karena imanlah yang mengarahkan segala
perilaku manusia. Ia adalah penuntun menuju keikhlasan dan sikap
ihsan. Manusia yang beriman akan berbeda dengan orang yang tidak
beriman. Orang yang beriman, tidak akan ragu untuk berjihad,
melakukan kebaikan meskipun tidak dilihat orang karena dia yakin
Allah melihatnya dan akan memberikan balasan kepadanya. Ia yakin
bahwa Allah sedang menguji kesabarannya untuk menjadikannya lebih
kuat. Kalau kata Teh Ninih dan Aa Gym sich seperti halnya imunisasi,
awalnya sakit tapi insya Allah akan menyebabkan kita jadi lebih kuat.
Anggaplah segala bentuk ujian dalam bentuk psikis yang kurang baik
maupun berbagai masalah dan rintangan sebagai kesempatan dan sarana
meningkatkan kualitas diri bukan sebagai beban.

Semua keberhasilan berasal dari keyakinan bahwa kita bisa
melakukannya. Untuk selanjutnya perlu disusun planning yang matang
dan usaha yang maksimal dalam proses yang dilakukan untuk mencapai
target atau tujuan yang diinginkan. Sebagai contoh, dahulu karena
Rasulullah dan para sahabat yakin bisa merubah peradaban dengan
peradaban Islam, meskipun dengan berbagai kekurangan pada awalnya
baik harta, pengikut, maupun sarana yang lain, tetapi dengan
keyakinan yang kuat dan usaha yang optimal, juga doa yang senantiasa
terpanjat, Islam bisa memegang peradaban. Dari sebuah artikel Pak
Rahmat yang saya baca, karena Roger Bannister yakin bisa lari lebih
cepat dari 4 menit per mil, maka dia mampu lari 3:59 menit per mil.
Yakinlah, bahwa setiap keyakinan akan menghasilkan sesuatu, bisa
100%, bisa lebih, dan juga bisa kurang, tetapi selalu ada hasilnya.

Hasil yang kita peroleh dengan usaha dan doa yang maksimal harus kita
yakini bahwa itulah hasil yang pasti paling baik untuk kapasitas kita
saat itu. Tinggal selanjutnya mencari hikmah dibalik kekurangan yang
ada sehingga untuk kesempatan lain bisa berhasil dengan lebih baik
dengan memperbaiki kekurangan yang ada. Pada hakekatnya pada setiap
masalah yang kita hadapi, Allah menuntun kita untuk mendaki tangga
menuju tempat yang lebih tinggi yaitu derajat orang benar dan orang
yang bertakwa sebenar-benar takwa.

"Apakah manusia itu mengira akan dibiarkan saja mengatakan "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami
telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya
Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al Ankabut:2-3)

No comments:

sebuah renungan

Dan apa bila segala hal seperti menentang Anda, seperti menghalangi Anda, seperti memberatkan diri Anda, seperti membebani Anda, ingatlah bahwa Anda telah diberikan kekuatan yang sangat luar biasa oleh Allah, di mana saat ini semua tinggal terserah Anda mau memanfaatkannya atau tidak. Jika mau maka kekuatan yang Anda miliki insya Allah cukup.