Sunday, February 11, 2007

Air mata Mutiara

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.”Anakku,”kata ibu sambil bercucuran air mata ,”Tuhan tidak memberikan pada kita,bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bias menolongmu”.”Si ibu terdiam,sejenak” Aku tahu bahwa itu sakit anakku,Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam.Kuatkan hatimu.Jangan terlalau lincah lagi.Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit.Balutlah pasir itu dengan getah perutmu.Hanya itu yang bias kau perbuat,kata ibunya denan sendu da lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya.Ada hasilnya,tetepi rasa sakit terkadang masih terasa.Kadang di tengah kesakitanya,ia meragukan nasihat ibunya.Dengan air amta ia bertahan,bertahun tahun lamanya. Tetapi tanpa disadariny sebutir mutiara mulai terbentk dalam dagingnya. Makin lama makin halus.Rasa sakit pun makin berkurang,Dan semakin lama mutiaranya semakin besar.rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun,sebutir mutiara besar,utuh mengkilap,dan berharga mahal pun terbentuk denan sempurna.Penderitaanya berubah menjadi mutiara;air matanya berubah menjadi sangat berharaga.Dirinya kini,sebagai hasil derita bertahun-tahun,lebih berharga dari pada sejuta kerang lain yang hanya disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yang menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transcendental untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”.

Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah “orang biasa ” menjadi “Orang luar biasa”.

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transcendental tersebut,karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami.Ada dua pilihan sebenarnya yang bias mereka masuki: menjadi ‘kerang biasa’ yang disantap orang atau menjadi”kerang yang menghasilkan mutiara”.Sayang lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama,sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang “sukes” lebih sedikit dari orang yang "biasa biasa saja”.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan,kekecewaan,patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakana di dalam hatimu…….”Airmataku diperhitungkan Tuhan dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara”.Semoga…….Amiii………………………nn!!!!

1 comment:

Anonymous said...

Well written article.

sebuah renungan

Dan apa bila segala hal seperti menentang Anda, seperti menghalangi Anda, seperti memberatkan diri Anda, seperti membebani Anda, ingatlah bahwa Anda telah diberikan kekuatan yang sangat luar biasa oleh Allah, di mana saat ini semua tinggal terserah Anda mau memanfaatkannya atau tidak. Jika mau maka kekuatan yang Anda miliki insya Allah cukup.