Sunday, February 11, 2007

Slank: Dari Mabuk ke Dakwah



Rambut gondrong awut-awutan. Badan kerempeng dibungkus pakaian ketat. Anting-anting sengaja di kenakan ditelinga sehingga kelihatan mencolok. Mata senantiasa kelihatan merah bak habis tidur. Gaya bicara sekenanya, melengkapi cap sebagai kelompok pemuda pemabuk.

Itulah gambaran kelompok band Slank, 18 tahun yang lalu. Beranggotakan anak-anak muda yang mengaku mendambakan kebebasan mereka sepakat membentuk kelompok musik pada tanggal 26 Desember 1983. Markasnya yang terletak di jalan Potlot III nomor 14, Pancoran, Jakarta mereka namakan sebagai Pulau Biru.
Mereka mempercayai jenis musik rock sebagai musik yang jujur. Itu sebabnya Slank sering memainkannya saat pentas di atas panggung. Namun, setelah tujuh tahun malang melintang dengan musik rock, tahn 1990 Slank merilis album bertajuk 'Suit Suit He He (Gadis Sexy)'.

Lagu yang liriknya tampak sekenanya ini ternyata mampu menyedot perhatian publik, terutama anak-anak muda. Tak hanya lirik, cara kelompok ini membawakan lagu juga tampak seenaknya saja. Namun, justru album ini yang mampu memberi warna Slank. Kelompok ini menyajikan warna musik yang banyak disebut sebagai musik slengekan.

Warna musik slengekan yang lekat dengan mabuk-mabukan sempat menjadi cap Slank. Meski demikian, Slank justru memiliki penggemar yang cukup banyak. Penggemar inilah yang kini dikenal sebagai Slankers. Umumnya anak-anak muda yang menamakan diri Slankers ini begitu membanggakan Slank.

''Pernah saat pentas penonton kelihatan akan ribut. Begitu kita ajak mengucapkan Pisss, mereka langsung mengikuti dan tak jadi ribut,'' ujar Bimbim. Ada pula cerita tentang angkot yang selamat tak dirusak oleh anak sekolah yang sedang berantem gara-gara di kaca depan angkot itu terpampang logo Slank.

Mabuk-mabukan tak hanya pernah menjadi cap Slank. Bahkan pernah nyaris menenggelamkan kelompok ini. Sejumlah personilnya terjerat narkoba. Untung ada Bunda Ifet. Ibu kandung Bimbim inilah yang turun tangan membibing, menyadarkan sekaligus mendorong anak-anak Slank menghindari narkoba dan melanjutkan bermusik.

Jeratan narkoba berhasil ditinggalkan. Slank bisa diselamatkan, bahkan tetap terus berkarya. Ada kesalahan yang tak ingin ulangi. Mereka lebih menjadikan kesalahan masa lalu sebagai pelajaran. Mabuk-mabukan dan narkoba yang dulu pernah menjadi kebanggaan, kini dinilai sebagai hal yang kampungan.

Slank memang berubah. Perubahan bisa ditelusuri pada album-albumnya. Seperti 'Kampungan' (1991), 'Piss' (1993), 'Generasi Biru' (1994), 'Minoritas' (1995), 'Lagi Sedih' (1996), 'Tujuh' (1997), 'Mata Hati Reformasi' (1998), '999+09' (1999), dan 'Virus' (2001). Tak hanya dalam album di pentas pun mereka juga ingin melakukan perubahan. ''Kami ingin setiap pentas didahului dengan dakwah,'' ujar Kaka.

Formasi Slank saat ini terdiri Akhadi Wira Satriadji (Kaka)-vokalis, Bimo Setiawan (Bimbim)-drum, Ivanka (Ivan)-bass, Abdee Negara (Abdee)-Gitar dan Ridho Hafiedz (Ridho)-gitar. Formasi ini adalah yang ke-14 setelah beberapa kali mengalami pergantian. Kepada wartawan Republika Bowo Leksono mereka bertutur tentang liku-liku tentang Slank. Berikut petikannya:

Anda tampak semakin alim, seperti tampil di Masjid Istiqlal dengan AA Gym?
Bimbim:
Sebenarnya kami datang ke Istiqlal janjian wawancara dengan Aa Gym untuk mengisi 'koran-koranan' Slank. Kami pikir habis acara mau ngobrol di belakang mimbar. Ketika acara belum selesai, kami malah diajak ke atas mimbar.

Menurutku, mimbar itu ya sakral dan jarang sekali kiai yang mengajak ke atas mimbar. Aa Gym sudah menghapus semua image kiai. Kalau selama ini kiai dianggap orang seperti raja. Tapi sebenarnya ya sama-sama manusia.

Slank menjadi santri Aa Gym?
Kaka:
Selain wawancara ekslusif dengan AA Gym, kami juga banyak belajar dengan dia. Ada masukan baru bagi kami. Ini yang kita tunggu-tunggu, Islam dengan segala ragam kegiatan. Dengan Islam, Aa Gym bisa bisnis, berkesenian, membuka lebar pikiran orang dan macam-macam kegiatan yang bermanfaat.
Bimbim:
Dari obrolan dengan Aa Gym, kami menganggap bahwa kaum muslim itu tidak semuanya bodoh. Selama ini banyak anggapan dan image yang mengatakan kalau orang muslim itu tradisional dan kampungan, itu yang kadang-kadang kami pikirkan. Tapi saat kami masuk justru muslim modern dan intelektual muslim ada di sana.

Slank membuat koran?
Bimbim:
Koran ini lebih pada koran budaya. Tidak berisi Slank atau musik saja. Pemikiran atau ide yang selama ini tidak bisa tertampung dalam lagu bisa disalurkan lewat koran ini.
Koran ini terbit setiap satu bulan sekali. Sampai sekarang sudah menerbitkan tiga edisi dan akan dibuat edisi keempat. Pada edisi perdana, saat Slank ulang tahun dan dicetak sebanyak 150 ribu eksemplar untuk dibagikan gratis dan bonus kaset Slank.
Edisi kedua dimulai bulan Mei lalu. Setiap edisinya dicetak 17 ribu eksemplar dan dijual seharga Rp 4.900.

Kenapa harus Slank sendiri yang mewawancarai tokoh?
Bimbim:
Memang ada tim yang menangani masalah editor dan lainnya. Tapi untuk wawancara khusus Slank yang mewawancarai. Setiap pekan Slank mendatangi tokoh seperti AA Gym, Cak Nur dan Munir Kontras.
Mereka orang yang sangat asyik dan enak diajak diskusi. Di samping bagi kami sendiri untuk membuka wawasan. Bahkan ada beberapa tokoh yang meminta diwawancarai.

Bagaimana dengan latar belakang pendidikan personil Slank?
Bimbim:
Kami memang bukan anak-anak berpendidikan dalam arti tidak mengenyam sekolah yang tinggi. Tapi kami selalu belajar dari pengalaman. Dari situ, banyak lagu Slank yang penuh pesan tapi bukan menggurui. Pesan moral yang disampaikan dalam bahasa sederhana dan bahasa anak muda itulah kekuatan Slank.

Saat awal bermain musik, personil Slank sempat tak disetujui orang tua?
Bimbim:
Memang saat awal berkarier musik, kami masih belum diakui. Dulu gue sendiri saat masih SMP sering kabur untuk manggung dan main musik. Orang tua sama sekali tidak membolehkan sekolah anaknya berantakan. Tapi kita memberi pengertian kepada orang tua sehingga mereka percaya. Akhirnya orang tua memberi restu. Kalau tidak, kami tidak akan sukses.

Apa filosofi logo Slank yang membentuk gambar kupu-kupu?
Kaka:
Kupu-kupu itu selalu hinggap di tempat yang indah dan wangi. Kita tidak pernah lihat kupu-kupu hinggap di WC, tapi di tempat yang indah seperti bunga.
Bimbim:
Kupu-kupu itu kan berasal dari kepompong, berubah jadi ulat dan kemudian menjadi kupu-kupu. Ia akan terbang bebas. Walaupun terbang tinggi, hinggapnya tetap di tempat yang indah. Berbeda dengan lalat yang selalu mencari tempat jorok.

Sejak kapan Slank memakai filosofi kupu-kupu?
Bimbim:
Sudah sejak pertama, yaitu tahun 1989.

Apa arti 'Generasi Biru' yang di teriakkan Slank?
Bimbim:
Artinya ya, generasi yang baru. Kami dulu ngomong di tahun 1991, kalau generasi kita nanti, sepuluh tahun mendatang, akan berpikiran luas seluas laut dan langit yang biru. Bebas dan tidak direkayasa.

Lalu apa pula sebenarnya arti kata PISS?
Kaka:
Awalnya tahun 1993. Kami sudah merasakan perdamaian kok semakin dilecehkan. Hak asasi manusia sudah diinjak-injak.
Bimbim:
PISS itu kan sebenarnya artinya kencing. Kalau perdamaian itu peace, biar mudah kita plesetin aja. Tapi filosofinya ya perdamaian itu hanya dikencingin, hanya sebagai simbol.

Siapa saja yang berperan dalam kesuksesan Slank?
Bimbim:
Banyak. Fans, lingkungan dan terutama Bunda (Bunda Iffet) yang selama ini membimbing kita dan memberi semangat untuk terus berkarya.
Sebetulnya Slank itu simbol perlawanan terhadap feodalisme dan orang tua yang masih mengatur anak terlalu berlebihan. Anak yang keinginannya musik, tapi dipaksa orang tua menjadi dokter dan sebagainya. Kondisi seperti ini juga mempengaruhi lirik lagu-lagu Slank. Orang-orang yang terpinggirkan di lingkungannya, karena kami juga orang yang terpinggirkan.

Lirik lagu Slank mulai berubah ya?
Bimbim:
Itu karena umur saja. Kita mungkin sudah lebih dewasa. Tapi emosi dan tema pemberontakan masih tetap ada.
Abdee:
Pengaruh perubahan lirik yang paling terasa karena adanya perubahan di masyarakat. Dulu kita masih mengalami kebebasan anak yang banyak di kekang orang tua. Kalau sekarang Slank teriak tentang kondisi sosial seperti korban banjir atau tragedi di Ambon karena keadaan sekarang memang seperti itu.
Kaka:
Bedanya juga saat kita masih ngedrugs dengan sekarang. Lagu-lagu Slank di awal lebih back to basic dan digarap secara normal saja. Kalau sekarang lebih bertanggung jawab. Dulu karena kita dikekang akhirnya berbicara tentang pemberontakan dan kebebasan tanpa berpikir apa-apa. Karena sekarang jaman sudah bebas kita akhirnya berfikir untuk mempertanggungjawabkan lagu-lagu kita.

Benar Slank menginginkan ada dakwah di awal pertunjukkan?
Kaka:
Memang, kami kepengin saat pentas ada ceramah agama. Selama ini yang menjadi pembuka pentas Slank selalu band, kalau tidak ya dance atau sulap. Kami ingin ada yang lain dalam pentas Slank, ya dakwah itu.

*****

Mungkin karena setiap konser Slank selalu terjadi keributan, sehingga sempat dilarang pentas di Jakarta?
Bimbim:
Kebrutalan itu sebenarnya tergantung di atas panggung. Kalau kita di atas panggung sengaja memprovokasi massa untuk brutal ya mereka akan brutal. Tapi kita kan punya misi perdamaian. Kita selalu menganjurkan agar selalu punya rasa cinta dan kasih sayang di antara manusia.

Tapi Slank kan memiliki fans fanatik?
Kaka:
Kalau yang fanatik menurut gua justru tidak terlalu ambil pusing. Justru karena fanatik, mereka ngerti banget apa yang kita inginkan yaitu perdamaian. Tapi kalau fans yang setengah-setengah dan hanya ikut-ikutan, tidak tahu Slank secara mendalam hanya tahu luarnya saja, itu yang berbahaya. Oknum seperti itu yang membuat bad name Slank.
Ivan:
Kalau yang fanatik bisa sehati dengan kami. Apa yang kami rasakan dan kami inginkan, mereka juga sama, demikian sebaliknya.

Apa yang dilakukan Slank terhadap para Slankers?
Bimbim:
Kami sebenarnya tidak muluk-muluk. Selama ini kami hidup santai dan damai. Kami selalu menanamkan rasa nasionalisme untuk menjadi pegangan bagi mereka. Bukan Slankers kalau tidak punya rasa nasionalisme. Itu sudah pasti.
Ivan:
Rasa kepekaan sosial yang tinggi, itu sudah kami tekankan dari awal. Kemudian open mind atau berani bicara dan membangkitkan kepercayaan.
Kaka:
Kita ini budayanya kan nurut dan selalu meniru. Karena itu sebagai pemuda harus berani melakukan perubahan yang positif.

Apa sih yang dilakukan Slankers ke markas Slank?
Kaka:
Macam-macam, ada yang curhat dan mengekspresikan perasaan. Mereka datang dengan atribut masing-masing, itu satu wujud ekspresi. Itu berarti ketika di rumah mereka kurang bebas berekspresi dan kurang bisa diterima oleh lingkungan keluarga. Sementara di sini, mereka bisa bebas seperti kupu-kupu yang terbang.

Musik rock itu identik dan dekat dengan drugs?
Bimbim:
Sebenarnya musik rock itu kan berasal dari jiwa yang jujur. Sementara drugs itu ada di mana-mana dan dekat dengan siapa saja. Tapi karena mereka tertutup, tidak jujur dan menyembunyikan fakta, jadi ya tidak terlihat. Tapi kalau kita, pengalaman apapun-baik dan buruk- kita ceritakan dan dibikin lagu.

Setelah terbebas dari Narkoba, apa pengaruhnya bagi Slankers?

Bimbim:
Gue rasa bukan hanya bagi Slankers saja tapi polisi dan pemerintah sudah mulai sadar memberantas Narkoba. Jaman dulu mana ada BNN (Badan Narkotika Nasional). Banyak juga artis yang ditangkap karena ini. Slank dan Slankers tentu mendukung apa yang dilakukan aparat.
Banyak orang yang terkena pengaruh drugs kemudian datang kemari. Mereka menanyakan bagaimana caranya untuk berhenti. Kadang juga dibawa langsung oleh orang tuanya. Berasa banget bagi kami.
Dulu orang mabuk pasti merasa bangga. Sekarang kita ubah trend-nya kalau mabuk itu kampungan dan mereka datang ke sini malu kalau masih mabuk.
Kaka:
Dulu kami sering dimusuhi para orang tua, terutama yang mempunyai anak perempuan. Memang di sini dulu sering anak-anak saling tukar cimeng dan mabuk bersama. Tapi sekarang tidak ada. Walaupun ada yang habis mabuk, datang ke sini berusaha untuk disadar-sadarin.

Apa yang Slank paparkan saat berbicara di berbagai forum tentang narkoba?
Kaka:
Intinya berbagi pengalaman. Kita bukan dokter yang mempunyai teori-teori kedokteran. Kita cuma orang biasa yang mau berbagi cerita dan pengalaman.
Bimbim:
Dulu orang tua merasa malu dan menganggap aib mempunyai anak yang terlibat narkoba. Sekarang kita mencoba untuk memberitahu bahwa itu bukan aib tapi accident. Dan mari kita sama-sama memperbaikinya. Akhirnya, kita yang dulu setiap bertemu dengan orang tua selalu berontak, sekarang sama-sama dalam menyelesaikan permasalahan anak. Hidup itu kan intinya mencari damai, kalau punya uang banyak kalau tidak damai buat apa.

Berapa jumlah fans Slank?
Bimbim:
Di atas 10 persen rakyat Indonesia.

Apa dasarnya?
Bimbim:
Dari pergaulan saja. Kemanapun kami berpijak, di antara 10 orang ada satu atau dua yang kenal dan menggemari kami.
Abdee:
Jumlah penduduk Indonesia saja lebih dari 200 juta, itu yang ketahuan. Kasetnya Slank yang laku dipasaran lebih dari satu juta kopi. Itu kaset yang asli. Belum lagi yang dibajak, itu jumlahnya bisa mencapai sepuluh kali lipat. Berarti sekitar 10 juta kopi bajakan kaset Slank.
Ivan:
Sejak krisis ekonomi melanda kita, para penggemar lagu-lagu Slank biasanya membeli satu kaset untuk didengarkan beberapa orang secara bersama-sama.

Slank rela karyanya dibajak?/B>
Bimbim:
Jelas tidak rela. Tindakan pembajakan itu kan mematikan kreatifitas seniman.

Bagaimana Slank mengantisipasi pembajakan?
Kaka:
Sudah dari album keenam, kami selalu memberikan bonus kepada mereka yang membeli kaset Slank. Ini untuk menyiasati agar orang bisa membedakan kaset asli dengan bajakan.
Bimbim:
Dulu, para pembajak berusaha membuat bajakan yang semirip mungkin untuk menipu konsumen. Semenjak kita menyiasati itu, para pembajak tidak bisa lagi menipu konsumen. Tapi akhirnya pembajakan bukan malah hilang tapi teleg-telegan (terang-terangan-red).

1 comment:

marss said...

artikel yang menarik ..

sebuah renungan

Dan apa bila segala hal seperti menentang Anda, seperti menghalangi Anda, seperti memberatkan diri Anda, seperti membebani Anda, ingatlah bahwa Anda telah diberikan kekuatan yang sangat luar biasa oleh Allah, di mana saat ini semua tinggal terserah Anda mau memanfaatkannya atau tidak. Jika mau maka kekuatan yang Anda miliki insya Allah cukup.