Saturday, February 10, 2007

CERITA DARI BALIK AWAN

Konon, di alam sana, ada seseorang yang selalu menangis;
sampai-sampai airmatanya menggenang bak film animasi Jepang.
Ketika ditanya kenapa? Ternyata dia sangat menyesali,
kenapa sewaktu hidup di dunia dia sangat kurang ibadahnya.
“Ooooh andai aku tahu, akan kupenuhi waktuku dengan beribadah.
Andai aku bisa kembali ke dunia” ratapnya.
Tidak jauh dari situ, seseorang menampari wajahnya sendiri
sampai babak belur.
Ditampar lagi . . ditampar . .
dan ditampar lagi . . wajahnya sendiri.
Menggambarkan penyesalan yang lebih hebat dari orang yang pertama
di atas.
Ketika ditanya kenapa? Ternyata dia sangat menyesali,
kenapa semasa hidupnya di dunia dia suka menolak nasihat orang lain
tentang suatu kebenaran.
“Oooh andai aku suka bersilaturrahim dan saling menasihati
tentang kebenaran, pastilah aku takkan se-menyesal ini” katanya.
 
Di dekatnya orang kedua di atas, ada seseorang yang
menusuki telinganya sendiri dengan buluh bambu kecil
sampai berdarah-darah dan bernanah.
OOOhh . . . ternyata dia semasa hidup di dunia selalu menolak
kebenaran. Hidupnya menjadi sia-sia, hanya menurutkan hawa nafsunya
sendiri.
“Ooohhh . . . andaikan aku dulu tidak menolak kebenaran
dan senang berbuat yang baik menurut tuntunanNya,
sebagaimana teman-temanku yang shalih . . . .” rintihnya.
 
Di dekatnya lagi ada orang keempat yang perutnya dibelit rantai,
lalu kedua ujung rantai ditarik sangat kuat hingga
perut tadi tergencet mengecil sampai hampir putus.
Sedemikian tragis nasibnya seolah tak kan ada akhirnya siksaan itu.
Kenapa demikian? Ternyata orang itu semasa hidup di dunia
hanyalah memikirkan dirinya sendiri, tidak pernah memikirkan
dan tidak mempedulikan orang lain.
 
Di akhir cerita, ada orang kelima yang selalu tersenyum
tak ada habisnya. Kemana pun wajahnya menghadap,
dia selalu tersenyum lebar; menggambarkan kebahagian
dan kelegaan yang luaarr biasa. Sulit digambarkan
dengan kata-kata . . .
Dialah orang yang semasa hidupnya selalu berbuat baik
dan saling menasihati dengan kebenaran dan kesabaran . . .
Dia selalu bersegera menuju ampunan Tuhannya
dengan menahan amarah, mema’afkan orang lain,
dan selalu berbuat kebajikan...
Semoga kita bisa berakhir seperti orang kelima di atas
dengan selalu berusaha berbuat yang mendatangkan manfaat
bagi sebanyak mungkin orang lain dan lingkungan kita,
sesuai dengan keahlian kita masing-masing, aamiin . . .
Bagai sebatang pohon besaar yang berbuah lebat dan manis.
(semoga solawat dan salaam selalu terlimpah kpd pemilik
uswatun hasanah dan khuluqin ‘adhiim)

No comments:

sebuah renungan

Dan apa bila segala hal seperti menentang Anda, seperti menghalangi Anda, seperti memberatkan diri Anda, seperti membebani Anda, ingatlah bahwa Anda telah diberikan kekuatan yang sangat luar biasa oleh Allah, di mana saat ini semua tinggal terserah Anda mau memanfaatkannya atau tidak. Jika mau maka kekuatan yang Anda miliki insya Allah cukup.